Model Pembelajaran Cooperative Learning (CL) Beserta Tujuan dan Langkah Pelaksanaannya
Adi Fun Learning - Model Pembelajaran Cooperative Learning (CL) adalah salah satu inovasi terkini dalam dunia pendidikan yang sangat bermanfaat.
Banyak sekali hal yang bisa dipetik serta pencapaian yang bisa dimaksimalkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning.
Lantas seperti apa pengertian serta langkah-langkah pelaksanaan CL di dalam kehidupan sehari-hari untuk para guru dan siswa?
Pengertian Cooperative Learning
Cooperative Learning |
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran modern yang menggunakan teknik pembelajaran berkelompok.
Jadi siswa akan tergabung dalam suatu kelompok kecil di mana di dalamnya terdiri dari para peserta didik dengan tingkat kemampuan dan latar belakang yang beragam.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan CL mensyaratkan siswa harus saling bekerja sama dengan kompak agar semua tugas dalam selesai dengan baik.
Dalam pembelajaran kooperatif, semua anggota haruslah menguasai materi dengan benar dan sempurna sehingga kelompok tersebut dikatakan berhasil.
Unsur Utama Pembelajaran Kooperatif
Roger dan Johnson mengemukanan bahwa ada unsur-unsur yang harus diperhatikan jika ingin menggunakan CL dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Ketergantungan Positif
Kelompok yang baik adalah yang berhasil mengembangkan ketergantungan positif, bukan hanya mengandalkan satu orang saja.
Jika suatu kelompok hanya mengandalkan satu atau beberapa anggota, maka bisa dikatakan gagal. Atau tidak berhasil.
Ketergantungan yang ada adalah yang bersifat positif dimana setiap anggota akan saling memberikan kontribusi masing-masing dalam berbagai bentuk.
2. Tanggung Jawab Personal
Tugas yang diberikan guru tetap harus dianggap sebagai sebuah tanggung jawab personal alih-alih hanya tanggung jawab bersama. Dengan ini maka CL akan benar-benar mampu berhasil meningkatkan kemampuan setiap anggota dengan maksimal.
3. Tatap muka
Pembelajaran kooperatif menekankan adanya diskusi dan kerja sama. Sehingga setiap anggota sudah sewajarnya saling bertatap muka dan bekerja sama.
4. Komunikasi
CL akan berpotensi menghadirkan konflik di dalam tubuh kelompok-kelompok yang ada. Guru harus bisa memberikan pondasi komunikasi yang baik antar anggota agar meminimalisir hal tersebut.
5. Evaluasi
Guru harus benar-benar mengambil peran secara maksimal dengan memonitor dan membina serta menjadi penggerak dalam proses belajar mengajar.
Namun itu saja tidak cukup. Dalam proses evaluasi, guru harus benar-benar cermat sehingga bisa meningkatkan kegiatan dan aktivitas selanjutnya sehingga pembelajaran berbasis CL ini mampu memberikan hasil yang baik.
CL dan Pembelajaran Abad 21
Cooperativ Learning sangat berkaitan dengan unsur kerja sama atau team work. Hal ini tentu saja sangat selaras dengan 21st century learning.
Hidup bersama dan mampu bekerja dalam kelompok adalah dua hal yang benar-benar harus dikembangkan sejak dini agar para siswa benar-benar siap menyongsong perkembangan zaman.
Tujuan Cooperative Learning
pembelajaran Cooperative Learning |
Sama seperti model pembelajaran lainnya, CL juga memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai, khususnya dalam kaitannya dengan siswa sebagai peserta didik.
Menurut Slavin, CL bukanlah tipe pembelajaran yang menekankan kompetisi maupun persaingan. Justru pada pembelajaran kooperatif, siswa harus bekerja sama dalam menyelesaikan tugas atau menguasai materi tertentu.
Beranjak dari hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa dianggap sebagai tujuan dari cooperative learning, yakni :
- Meningkatkan Pencapaian Akademik
- Memperkenalkan Toleransi
- Memperkuat Keterampilan Sosial
Kelebihan dan Kelemahan dari Model Cooperative Learning
kelebihan pembelajaran cooperative |
Tentu saja semua model, teknik maupun teori yang ada memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lantas apa saja keunggulan serta kelemahan dari model yang mengutamakan kerja sama ini? Berikut adalah sedikit diantaranya. Baca juga artikel tentang cara agar anak menyukai pelajaran Bahasa Inggris.
Keunggulan CL
Berikut adalah beberapa kelebihan dari CL yang bisa dimaksimalkan oleh para pengajar dan fasilitator pendidikan yang akan menggunakannya pada KBM.
Mengembangkan Kemandirian
Dengan CL, maka para peserta didik bisa berkembang secara mandiri dan independen untuk mendapatkan wawasan tambahan yang menurut mereka menarik.
Berani Berekspresi
Bisa jadi selama pembelajaran model konvensional atau leksikal, KBM cenderung sepi karena peserta didik enggan mengungkapkan opininya.
Tetapi dengan CL, para anggota kelompok akan lebih leluasa untuk berbagi ide maupun mengembangkan gagasan yang mereka punyai.
Mengkampanyekan Toleransi
Negara yang maju adalah yang rakyatnya mampu menerima perbedaan yang ada serta mengembangkan toleransi yang tinggi. Kebalikannya, negara dengan masyarakat yang tertutup, agresif terhadap golongan tertentu dan kaku akan berakhir menjadi negara gagal.
Dengan CL, pendidik harus menekankan toleransi. Setiap siswa, apapun latar belakangnya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Ini adalah kelebihan dari CL, yakni sekaligus mengkampanyekan toleransi dan keberagaman.
Kekurangan CL
Meski demikian, sebenarnya pembelajaran ini juga tidak lepas dari potensi kekurangan, hambatan, tantangan dan kelemahan tersendiri.
- Guru akan lebih bekerja keras untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya tanggung jawab personal dan cara berkomunikasi yang baik.
- Jika komunitas siswa gagal memahami arti toleransi, maka anggota dengan latar belakang berbeda (minoritas) akan kesulitan berkembang dan bisa jadi sasaran bullying berkelompok.
- Ada potensi mengandalkan satu atau beberapa orang saja.
- Evaluasi yang tidak menyeluruh menyebabkan seluruh sistem gagal mencapai tujuan. Untuk itu guru harus mengamati dengan baik bagaimana setiap anggota kelompok berproses.
Langkah-langkah Pelaksanaan Cooperative Learning
kekuarangan pembelajaran cooperative |
Berikut adalah panduan untuk melaksanakan cooperative learning dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Setiap pengajar bisa memodifikasinya sesuai dengan kondisi masing-masing.
- Guru menyampaikan materi pokok.
- Guru menyampaikan sub-materi dan tugas yang harus diselesaikan dengan detail.
- Guru membagi kelas menjadi kelompok kecil.
- Masing-masing siswa bekerja dalam kelompok, baik itu memahami materi atau mengerjakan tugas.
- Guru melakukan pembimbingan, konsultasi dan monitoring pada semua kelompok.
- Evaluasi kegiatan belajar mengajar.
- Pemberian apresiasi untuk semua pihak.
- Guru mengevaluasi secara pribadi mengenai keseluruhan proses pembelajaran yang ada.
Posting Komentar untuk "Model Pembelajaran Cooperative Learning (CL) Beserta Tujuan dan Langkah Pelaksanaannya"
Komentar Anda akan muncul setelah kami moderasi. Terima kasih sudah berkunjung.