Pengalaman Menggunakan Metode Diskusi Grup untuk Mengajar Bahasa Inggris
Salah satu metode yang sebenarnya cukup sulit dilakukan untuk tingkat sekolah dasar adalah diskusi. Kenapa demikian? Saya melihat, untuk menciptakan sebuah diskusi yang berkualitas, dimana bahasan dan konklusi yang tercipta benar-benar bisa menjawab pertanyaan yang ada, maka perlu sekali guru menanamkan pemahaman konsep yang benar.
Tantangan pertama dalam penggunaan metode diskusi adalah membuat siswa untuk paham apa yang akan mereka lakukan di dalam grup diskusi mereka.
Permasalahan Ketika Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa SD
ilustrasi metode diskusi |
Sering sekali dalam berbagai kesempatan, saya melihat siswa justru mengobrol hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dibahas.
Apa hal ini wajar? Untuk level sekolah dasar, sangat wajar. Siswa punya kecenderungan untuk mengobrol dan membahas sesuatu yang menarik ketika bertemu dengan teman mereka. Sayangnya pertanyaan dalam pembelajaran tersebut, seringkali tidak menarik minat mereka.
Untuk itu, dalam sesi brainstorming, guru wajib melakukan beberapa hal penting ini:
- Menjelaskan topik besar yang akan dibahas.
- Mem-breakdown topik itu menjadi sub-topik dan menjelaskan dengan cukup terperinci.
- Mengkaitkan topik dengan kehidupan nyata mereka.
- Memberikan sebuah problem untuk dipecahkan bersama.
- Memberikan beberapa contoh umum pemecahan masalah agar tercipta semacam pathways untuk bisa dieksplorasi lebih lanjut dalam diskusi.
Cara yang saya lakukan kemarin, ketika mengajar di mapel Bahasa Inggrus untuk siswa kelas 6 adalan pertama-tama dengan menarik perhatian mereka.
Ini penting sekali, karena sekali saya gagal dalam menarik perhatian mereka, maka pembelajaran selanjutnya bisa jadi akan berakhir dengan kekacauan, awkward atau tidak mampu sesuai ekspektasi.
Bagaimana saya menarik perhatian mereka?
Jadi materi yang diajarkan adalah will vs won't, serta there will be dan there won't be. Adapun buku yang dipakai adalah Superminds 6 dari Cambridge.
Panduan dari buku cukup lengkap dan baik, yakni dengan menjelaskan apa yang akan terjadi nanti di tahun 2100. Inilah modal yang saya jadikan pijakan.
Untuk menarik perhatian mereka, saya menampilkan sebuah video dari Youtube yang cukup menarik dari Mr Scientific.
Video di atas cukup baik dari segi animasi dan memuat konten yang aman untuk siswa yang masih merupakan anak-anak.
Respon anak-anak cukup sesuai dengan ekspektasi saya. Mereka kagum dan mulai tertarik dengan topik ini,
Kemudian, saya beri dua pertanyaan untuk mereka pecahkan:
- Will there be food for all the world's people?
- Will there be pollution problem?
Dua pertanyaan tersebut menjadi fondasi dalam pelaksanaan diskusi, sehingga diskusi tidak melebar kemana-mana.
Di sini saya juga berperan sebagai fasilitator yang memberi mereka berbagai penjelasan, baik itu kosakata maupun hal-hal lain terkait apa yang mereka butuhkan dalam menyusun solusi untuk permasalahan tersebut.
Solusi harus ditulis di sebuah kertas dan kemudian salah satu anggota akan mempresentasikannya di depan kelas.
Langkah-langkah Metode Diskusi yang Saya Lakukan
Secara terperinci ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang saya lakukan pada waktu itu. Tahap pertama tentu saja memulai dengan warming-up dan diakhiri post-teaching activities.
Pre-teaching Activity
Dalam sesi ini saya meminta mereka untuk mempersiapkan diri dengan membuka buku dan mempersiapkan alat tulis lainnya.
Kemudian saya tayangkan video dari Youtube di atas. Sambil menayangkan, terkadang saya jeda untuk memberi ulasan singkat, khususnya mengenai kosakata yang mungkin masih asing di telinga anak-anak.
Main-Activity
Dalam kegiatan ini, terbagi menjadi beberapa aktivitas dengan detail sebagai berikut:
- Menjelaskan peraturan dan tata tertib dalam pembelajaran hari ini.
- Membagi kelas menjadi empat kelompok.
- Meminta mereka duduk melingkar.
- Meminta mereka berdiskusi.
- Memberikan kertas untuk menulis ide / problem solving dari masalah yang diberikan.
- Memberi tahu jika waktu hampir habis.
- Meminta salah satu dari anggota tiap kelompok untuk presentasi.
- Membuka ruang untuk question and answer.
- Mengambil alih diskusi jika terjadi stagnasi.
Post-Activity
Setelah itu, saya meminta mereka mengumpulkan tugas yang sudah ditulis tersebut. Kemudian kami bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini, termasuk menggulas kembali topik will be dan won't be.
Di akhir pembelajaran, saya memberikan mereka pujian karena telah berhasil menyelesaikan pembelajaran dengan baik, termasuk juga saran agar beberapa siswa lebih aktif pada kegiatan selanjutnya.
Kesimpulan Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi dan Presentasi
Imajinasi adalah langkah awal manusia untuk mengembangkan peradaban.
Adi, dari Adifunlearning.blogspot.com
Secara umum saya menggunakan beberapa pendekatan dan strategi pengajaran sekaligus. Dalam kasus ini saya menggunakan:
- Diskusi
- Problem solving
- Presentasi
- Team-work
- Audiovisual learning
Saya sendiri sudah bertekad akan lebih sering lagi meminta mereka belajar secara kelompok karena metode ini akan menanamkan banyak nilai sekaligus, seperti kecakapan untuk berkomunikasi dan berelasi dengan sesama.
Hasilnya cukup menyenangkan. Mereka bisa mengeksplorasi banyak ide menarik yang bahkan out of the box. Meski demikian saya menghargai semua ide yang ada, bukankah imajinasi adalah langkah awal manusia untuk mengembangkan peradaban?
Overall, tujuan pembelajaran, yakni siswa mampu menguasai penggunaan frasa will be dan won't be dengan tepat, telah tercapai. Bahkan lebih dari itu, momen ini kami gunakan untuk saling share dan berbagai hal menarik mengenai bagaimana kehidupan di masa mendatang dari perspektif para jagoan cilik yang akan menjadi pengganti generasi saat ini.
Itulah sedikit cerita dari saya. Jika berkenan silahkan tulisan saya yang lain, yakni tentang tips membuat pembelajaran menyenangkan di sekolah.
Posting Komentar untuk "Pengalaman Menggunakan Metode Diskusi Grup untuk Mengajar Bahasa Inggris"
Komentar Anda akan muncul setelah kami moderasi. Terima kasih sudah berkunjung.